Beranda | Artikel
Mengucapkan Tauhid Ikhlas Dari Hati
Rabu, 22 September 2021

Bersama Pemateri :
Ustadz Ahmad Zainuddin

Mengucapkan Tauhid Ikhlas Dari Hati adalah ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan Fathul Majid Syarh Kitab At-Tauhid. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Ahmad Zainuddin, Lc. pada Rabu, 15 Shafar 1443 H / 22 September 2021 M.

Kajian Tentang Mengucapkan Tauhid Ikhlas Dari Hati

Dan keduanya meriwayatkan dari hadits Itban Radhiyallahu ‘Anhu: 

فَإِنَّ اللَّهَ حَرَّمَ عَلَى النَّارِ مَنْ قَالَ لا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ يَبْتَغِي بِذَلِكَ وَجْهَ اللَّهِ

“Maka sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengharamkan atas neraka siapa saja yang mengucapkan Laa Ilaaha Illallah mencari dengannya wajah Allah.”

Yang dimaksud perkataan “keduanya meriwayatkan” adalah bahwa hadits ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim di dalam Kitab Shahih mereka berdua dengan lafadz dan riwayat yang panjang. Dan ini adalah bagian potongan dari hadits yang panjang tersebut.

Itban bin Malik bin Amr bin Al-Ijlan Al-Anshari, dari Bani Salim bin Auf. Beliau adalah sahabat Nabi yang masyhur, dan wafat pada kekhalifafhan Mu’awiyah bin Abi Sufyan Radhiyallahu ‘Anhuma.

Inti dari hadits ini adalah bahwa orang yang bertauhid dan mengucapkan tauhid tersebut dari hatinya secara ikhlas, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala mengharamkan atasnya neraka.

Pelajaran dari hadits ini juga bahwa apabila kita mendapatkan kabar baik, maka dianjurkan untuk mengabarkannya kepada kaum muslimin. Hal ini sebagaimana Muadz bin Jabal Radhiyallahu ‘Anhu. Beliau asalnya ingin mengabarkan kabar baik tersebut, bahwa orang yang bertauhid dan ikhlas ketika mengucapkan kalimat tauhid, maka diharamkan atasnya neraka bagaimanapun dosanya. Tetapi Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam melarang. Salah satu sebab larangannya adalah agar manusia tidak bersandar dengan hal tersebut. Sehingga akhirnya mereka tetap berlomba-lomba dalam kebaikan.

Imam Bukhari menyebutkan menyebutkan dengan sanad yang lain. Telah meriwayatkan kepada kami Mu’tamir, dia berkata, aku telah mendengar bapakku, bapakku berkata, aku telah mendengar Anas bin Malik, beliau berkata, disebutkan untukku bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berkata kepada Mu’adz bin Jabal Radhiyallahu ‘Anhu, Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

مَنْ لَقِيَ اللَّهَ لَا يُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا دَخَلَ الْجَنَّةَ قَالَ أَلَا أُبَشِّرُ النَّاسَ قَالَ لَا إِنِّي أَخَافُ أَنْ يَتَّكِلُوا

“Siapa saja yang menemui Allah dalam keadaan tidak mensyirikkan dengan sesuatu apapun, niscaya dia masuk ke dalam surga.” Muadz bin Jabal berkata: “Apakah tidak aku beritakan kabar gembira kepada orang-orang?” Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan: “Tidak, sesungguhnya aku khawatir mereka akan bersandar.” (HR. Bukhari)

Maksudnya bersandar yaitu bersandar dengan keutamaan ini akhirnya malas untuk beramal dan meremehkan maksiat.

Maka jelaslah dengan redaksi hadits ini makna syahadat Laa Ilaaha Illallah. Bahwasanya orang yang bersyahadat Laa Ilaaha Illallah wajib meninggalkan kesyirikan.

Hakikat tauhid adalah tertariknya ruh kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala secara global. Maka siapa yang bersyahadat Laa Ilaaha Illallah secara ikhlas dari hatinya, pasti masuk surga. Karena keikhlasan adalah tertarik dan condongnya hati kepada Allah. Yaitu dengan cara dia bertaubat dari dosa-dosa. Jika dia mati dalam keadaan demikian, maka dia akan mendapatkan hal itu. Tentu ini semua adalah keutamaan yang luar biasa dari Laa Ilaaha Illallah.

Lihat juga: Syarat-Syarat Laa Ilaaha Illallah

Bagaimana pembahasan lengkapnya? Mari kita download dan simak mp3 kajiannya.

Download mp3 Kajian


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/50733-mengucapkan-tauhid-ikhlas-dari-hati/